0 Makanan Cepat Saji Asia Lebih Sehat

Makanan Cepat Saji Asia Lebih Sehat

GAYA makanan cepat saji dari negara Barat sudah menjadi sangat umum di Asia, khususnya di Indonesia. Tapi tahukah Anda, makanan Barat ternyata punya risiko lebih tinggi memicu diabetes dan penyakit jantung?

Mereka yang konsumsi makanan cepat saji Barat, seminggu dua kali atau lebih punya kemungkinan 27 persen lebih besar untuk terkena diabetes dan 56 persen risiko penyakit jantung. Jika dibandingkan dengan makanan saji ala Asia, seperti mi pangsit, dim sum atau semacamnya, risiko untuk terkena kedua penyakit justru lebih rendah, demikian yang dilansir Healthmeup.

Kebanyakan orang Asia mengonsumsi makanan cepat saji ala Barat untuk menunjukkan simbol status saja,” tutur Andrew Odegaard, peneliti dari University of Minnesota School of Public Health.

Implikasi kesehatan ini sangat memprihatinkan, peserta yang mengikuti penelitian, bahkan ada yang mengonsumsi makanan cepat saji hingga empat kali dalam sepekan, yang menempatkan mereka pada risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 80 persen.
sumber :
http://health.okezone.com/read/2012/...ia-lebih-sehat

Fast Food Sebabkan Anak Punya IQ Rendah



MENURUT sebuah penelitian, anak-anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji akan tumbuh dengan IQ lebih rendah dibanding anak-anak yang rutin makan masakan rumahan. Apa pasal?

Nutrisi yang dikonsumsi sejak anak-anak berefek terhadap perkembangan IQ dalam jangka panjang. Studi ini meneliti jika jenis makanan utama anak-anak berdampak pada kemampuan kognitif dan pertumbuhan mereka.

Peneliti meneliti 4.000 anak di Skotlandia berusia tiga sampai lima tahun yang mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan yang baru dimasak. Penelitian yang dilakukan oleh seorang akademisi di Goldsmiths, University of London, menemukan bahwa orangtua dengan status sosial-ekonomi yang lebih tinggi lebih sering memberi anak-anak mereka makanan dengan bahan-bahan segar, yang nantinya mempengaruhi IQ mereka.

Sedangkan keluarga dengan status sosial ekonomi rendah lebih sering memberi anak mereka makanan cepat saji, yang menyebabkan anak mereka memiliki kecerdasan yang lebih rendah.

Dr Sophie von Stumm dari departemen psikologi di Goldsmiths mengatakan, "Hal yang masuk akal bahwa jenis makanan yang kita makan akan mempengaruhi perkembangan otak. Penelitian sebelumnya hanya melihat efek dari jenis makanan tertentu pada IQ anak-anak, bukan pada tipe generik makanan. Penelitian ini akan memberikan bukti kuat untuk mendukung berbagai kampanye yang bertujuan untuk mengurangi jumlah makanan cepat saji yang dikonsumsi oleh anak-anak di Inggris."

Dr von Stumm juga menekankan bahwa perbedaan dalam makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak juga menjadi masalah sosial.

"Ibu dan ayah dari latarbelakang kurang mampu seringkali hanya punya sedikit waktu guna menyiapkan makanan untuk anak-anak mereka. Anak-anak ini punya skor rendah pada tes kecerdasan dan sering mengalami kesulitan di sekolah. Sekolah di daerah kurang mampu harus berbuat lebih banyak lagi untuk menyeimbangkan pola makan anak-anak, sehingga mereka dapat mencapai potensi kognitif mereka. Ini menunjukkan bahwa kesegaran dan kualitas makanan lebih penting dari sekadar menjadi kenyang, terutama ketika anak-anak masih muda dan berkembang," lanjutnya.

Penemuan serupa juga dibuat dalam sebuah penelitian di Australia yang diterbitkan pada Agustus. Peneliti menemukan bahwa makanan sehat dapat mendorong kemampuan intelijen dan balita yang mengonsumsi minuman ringan, minuman manis, penganan manis, dan permen menjadi kurang cerdas saat mereka bertambah tua.

Pada usia delapan, anak-anak junk food memiliki IQ hingga dua poin lebih rendah daripada rekan-rekan mereka yang sehat, menurut para peneliti dari University of Adelaide.

Dan sebuah studi di Amerika yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health pada 2010, menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi junk food seperti pizza, keripik, dan biskuit sebelum usia tiga mungkin memiliki IQ lebih rendah ketimbang anak-anak yang makan makanan rumahan dengan buah dan sayuran. Anak-anak ini diuji selama lima tahun dan memiliki skor IQ yang lima poin lebih rendah dibanding teman mereka yang konsumsi makanan sehat, seperti dilansir Dailymail.
sumber :
http://health.okezone.com/read/2012/...unya-iq-rendah

bagus nih makanan cepat saji asia lebih sehat ,indonesia banyak makanan cepat saji seperti lotek,gado-gado,gudeg,pempek,soto betawi,makanan padang,dll
 
 
 
 
 
Source :  http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=16946596

Makanan Cepat Saji Asia Lebih Sehat

Makanan Cepat Saji Asia Lebih Sehat

GAYA makanan cepat saji dari negara Barat sudah menjadi sangat umum di Asia, khususnya di Indonesia. Tapi tahukah Anda, makanan Barat ternyata punya risiko lebih tinggi memicu diabetes dan penyakit jantung?

Mereka yang konsumsi makanan cepat saji Barat, seminggu dua kali atau lebih punya kemungkinan 27 persen lebih besar untuk terkena diabetes dan 56 persen risiko penyakit jantung. Jika dibandingkan dengan makanan saji ala Asia, seperti mi pangsit, dim sum atau semacamnya, risiko untuk terkena kedua penyakit justru lebih rendah, demikian yang dilansir Healthmeup.

Kebanyakan orang Asia mengonsumsi makanan cepat saji ala Barat untuk menunjukkan simbol status saja,” tutur Andrew Odegaard, peneliti dari University of Minnesota School of Public Health.

Implikasi kesehatan ini sangat memprihatinkan, peserta yang mengikuti penelitian, bahkan ada yang mengonsumsi makanan cepat saji hingga empat kali dalam sepekan, yang menempatkan mereka pada risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 80 persen.
sumber :
http://health.okezone.com/read/2012/...ia-lebih-sehat

Fast Food Sebabkan Anak Punya IQ Rendah



MENURUT sebuah penelitian, anak-anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji akan tumbuh dengan IQ lebih rendah dibanding anak-anak yang rutin makan masakan rumahan. Apa pasal?

Nutrisi yang dikonsumsi sejak anak-anak berefek terhadap perkembangan IQ dalam jangka panjang. Studi ini meneliti jika jenis makanan utama anak-anak berdampak pada kemampuan kognitif dan pertumbuhan mereka.

Peneliti meneliti 4.000 anak di Skotlandia berusia tiga sampai lima tahun yang mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan yang baru dimasak. Penelitian yang dilakukan oleh seorang akademisi di Goldsmiths, University of London, menemukan bahwa orangtua dengan status sosial-ekonomi yang lebih tinggi lebih sering memberi anak-anak mereka makanan dengan bahan-bahan segar, yang nantinya mempengaruhi IQ mereka.

Sedangkan keluarga dengan status sosial ekonomi rendah lebih sering memberi anak mereka makanan cepat saji, yang menyebabkan anak mereka memiliki kecerdasan yang lebih rendah.

Dr Sophie von Stumm dari departemen psikologi di Goldsmiths mengatakan, "Hal yang masuk akal bahwa jenis makanan yang kita makan akan mempengaruhi perkembangan otak. Penelitian sebelumnya hanya melihat efek dari jenis makanan tertentu pada IQ anak-anak, bukan pada tipe generik makanan. Penelitian ini akan memberikan bukti kuat untuk mendukung berbagai kampanye yang bertujuan untuk mengurangi jumlah makanan cepat saji yang dikonsumsi oleh anak-anak di Inggris."

Dr von Stumm juga menekankan bahwa perbedaan dalam makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak juga menjadi masalah sosial.

"Ibu dan ayah dari latarbelakang kurang mampu seringkali hanya punya sedikit waktu guna menyiapkan makanan untuk anak-anak mereka. Anak-anak ini punya skor rendah pada tes kecerdasan dan sering mengalami kesulitan di sekolah. Sekolah di daerah kurang mampu harus berbuat lebih banyak lagi untuk menyeimbangkan pola makan anak-anak, sehingga mereka dapat mencapai potensi kognitif mereka. Ini menunjukkan bahwa kesegaran dan kualitas makanan lebih penting dari sekadar menjadi kenyang, terutama ketika anak-anak masih muda dan berkembang," lanjutnya.

Penemuan serupa juga dibuat dalam sebuah penelitian di Australia yang diterbitkan pada Agustus. Peneliti menemukan bahwa makanan sehat dapat mendorong kemampuan intelijen dan balita yang mengonsumsi minuman ringan, minuman manis, penganan manis, dan permen menjadi kurang cerdas saat mereka bertambah tua.

Pada usia delapan, anak-anak junk food memiliki IQ hingga dua poin lebih rendah daripada rekan-rekan mereka yang sehat, menurut para peneliti dari University of Adelaide.

Dan sebuah studi di Amerika yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health pada 2010, menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi junk food seperti pizza, keripik, dan biskuit sebelum usia tiga mungkin memiliki IQ lebih rendah ketimbang anak-anak yang makan makanan rumahan dengan buah dan sayuran. Anak-anak ini diuji selama lima tahun dan memiliki skor IQ yang lima poin lebih rendah dibanding teman mereka yang konsumsi makanan sehat, seperti dilansir Dailymail.
sumber :
http://health.okezone.com/read/2012/...unya-iq-rendah

bagus nih makanan cepat saji asia lebih sehat ,indonesia banyak makanan cepat saji seperti lotek,gado-gado,gudeg,pempek,soto betawi,makanan padang,dll
 
 
 
 
 
Source :  http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=16946596

Test Footer 2

 

Read More Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates